Jumat, 26 Oktober 2012

Nurun Ala Nurin_ Cahaya diatas Cahaya


 Assalamualaikum Wr. Wb.


Nurun Ala Nurin, Anakku. Sesungguhnya namamu menyebut kebesaran Tuhan semesta alam, yang menuntun manusia menuju Cahaya-Nya.

Satu hal yang ingin Bapak sampaikan kepadamu, bahwasaanya Bapak tidak bisa memberimu sesuatu yang berharga kecuali pemahaman terhadap agama Islam, khususnya tentang ketauhidan kepada Allah SWT dan hikmah di dalam memahami samudra Al-Qur’an yang luas dan dalam.

Itupun juga sangat sedikit yang bisa Bapak berikan, sebatas apa yang telah Bapak ketahui sebelumnya, sehingga masih harus engkau cari nilai kebenaran yang lebih tinggi dari apa yang  bisa engkau pahami dari yang Bapak sampaikan. Dengan harapan ketauhidan dan hikmah yang engkau miliki bisa lebih memberi jawaban yang semakin terang atas segala persoalan yang engkau hadapi selama hidup di dunia dan di akhirat.

Apa yang Bapak berikan tentang ketauhidan dan hikmah ini hanya berdasar pada sedikit eksplorasi ayat Al-Qur’an, beberapa hadist, serta dari pendapat dan tulisan orang-orang yang Bapak anggap mumpuni ketauhidan dan ilmu-nya. Masih banyak hikmah ayat Al-Qur’an yang perlu di ihjtihad-ti, masih bertumpuk hadist yang perlu ditelaah, dan masih luas samudra ilmu ketauhidtan yang perlu diperdalam, sehingga engkau semakin mendapatkan cahaya selama menempuh jalan yang lurus, yaitu jalan yang menuju Allah SWT semata.

Kalimat-kalimat yang Bapak sampaikan ini adalah bagaian kecil dari partikel cahaya untuk menuntun pada tujuan hidup, yaitu menuju (kembali) kepada Rab-mu. Sehingga masih harus engkau cari berjuta-juta partikel lain agar cahaya semakin terang, agar jalan yang lurus semakin mudah dilalui, dan pada akhirnya semakin mudah tujuan hidup tersebut tercapai.

Semoga Allah SWT selalu membimbingmu dan memberikan partikel-pertikel cahaya tersebut kepadamu.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kamis, 25 Oktober 2012

Mukjizat Sholat sebagai Do'a


Dalam bahasa Arab, sholat bermakna doa, tetapi unsur sholat meliputi doa, pujian dan gerak. Dalam perspektif way of life seorang muslim, sholat adalah tugas hidup, bukan tujuan. Seperti halnya ibadah yang lain, sholat mempunyai aspek bentuk yang dapat dilihat dengan mata kepala, dan aspek esensi yang merupakan makna sebenarnya dari ibadah. Pada tataran teori, sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Akan tetapi pada tataran praktek, sebagaimana juga ibadah lain, bisa saja sholat tidak bermakna apa-apa. Oleh karena itu seperti yang disebut al Qur’an, bagi orang-orang yang menjalankan sholat masih disediakan neraka Wail (wailun lil musallin, Q/107:4). Pada orang tertentu, salat masih dirasakan sebagai kewajiban, pada orang lain, mungkin sudah dirasakan sebagai kemestian, dan selanjutnya ada orang yang merasakan sholat sebagai kebutuhan, bahkan sebagai idaman yang menggairahkan.
Bagi Nabi, sholat sejajar dengan hobi atau kegemaraan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya orang yang sudah maqamnya, yang dapat merasakan kemesraan hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam “ruang” sholat seperti kemesraan sepasang kekasih.

Di dalam sholat orang yang maqamnya seperti itu terdapat nuansa komunikasi yang sangat intim sehingga seusai sholat wajahnya berseri-seri, hatinya tenteram dan sepanjang waktu rindu untuk kembali sholat. Bacaan dalam sholat berisi pujian dan doa yang sudah ditentukan, tetapi di dalam sholat boleh mengajukan permintaan lain diluar yang dibaca. Doa dalam sholat boleh diajukan dengan bahasa sendiri yang kita mengerti, karena orang yang berdoa memang harus mengerti apa yang diminta namun itu hanya boleh diungkapkan dalam hati saja.

Dalam struktur syari’at Islam, sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh kaum mukmin (inna as salat kanat ‘ala al mu’minin kitaban mauquta,Q/4:103). Sebagai kewajiban yang bersifat sentral, sholat tidak cukup dikerjakan sekali-sekali, tetapi bersistem sepanjang hidup manusia. Oleh karena itu perintah sholat bukan untuk mengerjakan, tetapi mendirikan sholat (iqam as sholati), yakni mengerjakan dengan mengikuti sistemnya. Jika sholat dikerjakan dengan mengikuti sistemnya, maka ia akan berfungsi bagi yang mengerjakannya, seperti maksud syari’at sholat. Jika sholat hanya dikerjakan tanpa mengikuti sistemnya maka yang tertinggal hanyalah bentuk ritual sholat yang tidak relevan dengan fungsinya. sholat lima waktu merupakan tugas wajib, oleh karena itu ia tidak dimaksud untuk apa-apa selain mematuhi kewajiban.

Untuk mencari nilai plus hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, misalnya ingin dekat dengan Allah, maka itu bukan dengan sholat wajib, tetapi dengan sholat sunnat (nawafil).

Diantara fungsi sholat adalah (1) untuk berkomunikasi dengan Allah, (2) media zikir kepada Allah dan (3) untuk membangun kepribadian.

Komunikasi antara seorang manusia dengan Allah, bisa berupa permintaan (doa), pengaduan, konsultasi, bisa juga sebagai pelepas kerinduan. Sholat Istikharah misalnya adalah bentuk permintaan seorang manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar diberi kemampuan memilih (dipilihkan yang terbaik) dari pilihan-pilihan yang sulit.

Jawaban dari istikharah dapat diketahui melalui tiga jalan. (1) melalui isyarat naumiyyah, yakni isyarat mimpi yang melambangkan apa yang sebaiknya dipilih, (2) jawaban itu disampaikan melalui nasehat dan saran banyak orang, yang terasa sehat, masuk akal dan menyejukkan, dan (3) melalui ketajaman nurani dimana hati menjadi sangat yakin atas pilihannya meski boleh jadi ditentang oleh seluruh penduduk bumi.

Adapun jika seorang mukmin mempunyai permintaan khusus kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka kepadanya dianjurkan untuk mengerjakan sholat hajat. Al Qur’an memang mengisyaratkan bahwa permohonan pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa dilakukan dengan sabar dan sholat, ista’i nu bi as sobri wa as salat. (Q/2:45, 153)

Jika orang mengerjakan sholat istikharah disebabkan karena kurang percaya diri dalam mengambil keputusan, maka sholat hajat dilakukan sehubungan dengan telah adanya keputusan yang diambil dan langkah yang sudah dimulai. Dalam keyakinan atas pilihan itulah orang bermohon agar apa yang diyakini telah diridai Allah itu terlaksana dengan baik.

Perhatikan kandungan doa sholat hajat seperti yang diajarkan oleh Rasul di bawah ini:

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Mulia. Maha Suci Allah, Pemilik ‘Arasy yang Agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku mohon kepada Mu hal-hal yang mendatangkan (a) rahmat Mu, (b) ampunan Mu, (c) perlindungan Mu dari dosa, (d) peluang meraih segala kebajikan dan (e) terbebas dari kesalahan. Ya Allah aku mohon kepada Mu, jangan Engkau biarkan dosaku tanpa Engkau ampuni, dan jangan Engkau biarkan kesulitanku, tanpa Engkau beri jalan ke luar, dan jangan Engkau biarkan hajatku yang telah Engkau ridai, tanpa Engkau kabulkan, wahai Tuhan yang Maha Pengasih.
 
sumber :mailist agussyafii.blogspot.com

Rabu, 24 Oktober 2012

SESUNGGUHNYA ALLAH ITU INDAH DAN MENCINTAI KElNDAHAN


Inilah yang diajarkan oleh Nabi SAW kepada sahabatnya. Mungkin ada sebagian manusia yang mengira bahwa mencintai keindahan itu bisa mengurangi keimanan atau memasukkan seseorang ke lingkup kelalaian dan kesombongan yang dibenci oleh Allah dan oleh manusia.
Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan," ada seorang yang bertanya, "Sesungguhnya jika ada seseorang yang senang memakai baju baik dan sandal baik (apakah itu termasuk kesombongan?), Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah, mencintai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan membenci manusia" (HR. Muslim)

Awal ciptaan makhluk (Manusia) dan Nur Muhammad



Dibawah ini merupakan petikan dari Buku "Sirrul Asrar" oleh As-Syeikh Abdul Kadir Al-Jailani, muka surat 10 hingga 16.

Makhluk yang pertama yang di ciptakan oleh Allah adalah Ruh Muhammad saw. Ia diciptakan daripada cahaya 'Jamal' Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam hadis Kudsi "Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya Zat Ku". Nabi Muhammad saw, juga bersabda: "Yang pertama diciptakan oleh Allah ialah ruh ku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah cahaya ku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah qalam. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah akal". Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu iaitu hakikat Muhammad. Hakikat Muhammad di sebut "nur", kerana bersih dari segala kegelapan yang menghalangi untuk dekat kepada Allah sebagaimana firman Allah "Telah datang kepada mu cahaya dan kitab penerang dari Allah". Hakikat Muhammad di sebut juga akal, kerana ia yang menemukan segala sesuatu. Hakikat Muhammad disebut qalam kerana ia yang menjadi sebab perpindahan ilmu (seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam huruf pengetahuan yang tertulis). Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk sesuai dengan sabda Rasulullah saw: "Aku dari Allah dan orang-orang mukmin dari aku". Dan dari ruh Muhammad itulah, Allah menciptakan semua ruh di alam 'Lahut' dalam bentuk yang terbaik yang hakiki. Itulah nama seluruh manusia di alam Lahut.

Alam Lahut adalah negeri bagi seluruh manusia. Allah menciptakan Arasy dari cahaya zat Muhammad saw. Bagitu juga makhluk lain berazal dari zat Muhammad. Selanjutnya ruh-ruh di turunkan ke alam yang terendah, di masukan pada makhluk yang terendah iaitu jasad. Sebagaimana firman Allah "Kemudian Aku turunkan manusia ke tempat yang terendah" Proses turunnya adalah setelah ruh diciptakan di alam Lahut, maka di turunkan ke alam Jabarut dan di balut dengan cahaya Jabarut. Sebagai pakaian antara dua haram lapis kedua ini di sebut ruh 'Sultani'. Selanjutnya ia di turunkan lagi ke alam Malakut dan di balut dengan cahaya Malakut yang di sebut ruh 'Ruhani'. Kemudian di turunkan lagi ke alam Mulki dan di balut dengan cahaya Mulki. Lapis ke empat ini di sebut ruh 'Jismani'. Selanjutnya Allah ciptakan badan (jasad) dari Mulki (bumi), sebagaimana firman Allah: "Dari bumi aku mencipta kamu. Kepada bumi aku mengembalikan mu. Dan dari bumi pula lah aku mengeluarkan mu". Setelah terujud jasad, Allah memerintahkan ruh agar masuk ke dalam jasad, maka ruh masuk ke dalam jasad, sebagaimana firman Allah: "Ku tiupkan ruh dari Ku ke dalam jasad". Ketika ruh berada di dalam jasad, ruh lupa akan perjanjian awal di alam Lahut iaitu hari perjanjian: "Bukankah Aku ini tuhan mu" Ruh menjawab, "Benar, engkau adalah Tuhan kami".

Kerana ruh lupa pada perjanjian awal, maka ruh tidak dapat kembali ke alam Lahut sebagai tempat asal. Kerana itu, dan kasihnya Allah menolong mereka (manusia) dengan menurunkan kitab-kitab samawi sebagai peringatan tentang negeri asal mereka, sesuai dengan firman Allah "Berikanlah peringatan pada mereka tentang hari-hari Allah", iaitu hari pertemuan antara Allah dengan seluruh arwah (ruh) di alam Lahut. Lain halnya dengan para nabi, mereka datang ke bumi dan kembali ke akhirat, badannya di bumi, sedangkan ruhnya berada di negeri asal kerana adanya peringatan ini. Sangat sedikit orang yang sedar dan kembali serta berkeinginan dan sampai ke alam asal mereka. Kerana sedikitnya manusia yang mampu kembali ke alam asal, maka Allah melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad Rasulullah, penutup penunjuk jalan dari kesesatan ke alam terang. Ia di tulis untuk mengingatkan mereka yang lupa membuka hatinya. Nabi mengajak manusia agar kembali dan sampai serta bertemu dengan 'Jamal Allah' yang azali, sesuai dengan firman Allah: "Katakanlah, Ini adalah jalan Ku. Aku mengajak ke jalan Allah dengan pandangan yang jelas. Aku dan para pengikut Ku". Nabi bersabda "Para sahabat ku seperti bintang-bintang, mengikut yang mana pun kamu akan mendapat petunjuk".

Pada ayat tadi di jelaskan bahawa Nabi mengajak manusia kembali kepada Allah dengan pandangan yang jelas, yang di dalam Al-Quran di sebut 'basyirah'. Basyirah adalah dari ruh asli yang terbuka pada 'Mata Hati' bagi para aulia. Basyirah tidak akan terbuka hanya dengan Ilmu Zahir saja, tetapi untuk membukanya harus dengan Ilmu Ladunni Batin (ilmu yang langsung dari Allah). Sesuai dengan firman Allah "Kepada dia Ku berikan ilmu yang langsung dari Ku". Untuk menghasilkan basyirah, manusia mengambilnya dari ahli basyirah dengan mengambil talqin dari seorang wali mursyid yang telah berkomunikasi dengan alam lahut. Wahai saudara ku, masuklah pada 'tariq' (jalan kembali kepada Allah) dan kembalilah kepada tuhan mu bersama golongan ahli ruhani. Waktu sangat sempit, jalan hampir tertutup dan sulit tempat untuk kembali ke negeri asal (Alam Lahut).

Bismillah

My Games


Free Online Games brought to you by GameTop

Game Top


Free Online Games brought to you by GameTop

Salam Alaykum

Photobucket